TERAPY
TRADISIONAL LINTAH (HIRUDO MEDICINALIS) MENGOBATI ASAM URAT telah digunakan sejak abad ke-18, namun sejak berkembangnya
dunia medis kedokteran di abad 19, 021- 99 300 100, 0896 7197 9474, PIN BB
28E6142D
Jl.
Malaka 4 no 32 rt 06/08 malakasari, prumnas klender- Jakarta timur
Terapi
alternatif dengan Lintah (Hirudo Medicinalis) telah digunakan sejak abad ke-18, namun sejak berkembangnya
dunia medis kedokteran di abad 19, perlahan terapi lintah mulai dilupakan
orang.
Terapi ini kembali digunakan pada
awal 1990 dimana dalam sebuah penelitian medis dengan terapi lintah berhasil membuktikan bahwa terapi ini dapat
menyembuhkan Asam Urat tanpa kemoterapi dan
pembedahan. Penelitian yang dilakukan di Eropa juga
membuktikan bahwa terapi lintah yang dilakukan dengan pengobatan medis
(obat-obatan) atau herbal dapat meningkatkan
efektifitas obat. Hingga saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping sebagai akibat terapi hirudo
medicinalis.
Terapi
alternatif dengan Lintah (Hirudo Medicinalis) di zaman modern ini banyak
dianjurkan oleh tim medis dalam hal perawatan tubuh, tidak terkecuali dalam
bidang pengobatan.
Kini pengobatan modern mulai
melirik terapi pengobatan dengan mempergunakan lintah. Meski binatang penghisap
darah ini sering dibenci orang, akan tetapi air liurnya sangat bermanfaat karena banyak mengandung antikoagulan (anti
pembekuan darah) juga zat-zat lain seperti penisilin, anti radang dan anestesi/bius.
Terapi sedot lintah dapat mengobati berbagai penyakit
seperti penyakit diabetes mellitus kering / basah, pengapuran, kelenjar getah bening, stroke, tyroid, asam urat, kolesterol, rematik, alergi makanan,
migrain, penyempitan
pembuluh darah, sering pusing, syaraf terjepit, dll.
DEFINISI
HIRUDO THERAPY
Hirudo Therapy
merupakan suatu
prinsip penyembuhan sederhana terletak di jantung dari semua mukjizat-Hirudo.
Hirudin adalah peptida alami Hirudo medicinalis dari lintah untuk pengobatan.
Lintah jenis ini adalah hewan karnivora yang memiliki panjang empat inci,
sejenis cacing tersegmentasi yang bersifat hermaphroditic. Memiliki alat
penghisap, lima pasang mata dan 32 berkas saraf (atau
otak) di tengah. Ini merupakan sekresi bukal dari kelenjar ludah,
terkenal karena kandungan zat antikoagulannya. Ini adalah dasar untuk kebiasaan
pencernaan dari hematophaty karena itu membuat darah mengalir melalui lintah
setelah proses mengeluarkan darah awal pada kulit inang. Selama proses makan,
lintah mengeluarkan campuran lengkap zat farmakologis aktif dengan
hirudin menjadi komponen utama dari air liur.
Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida
subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air
tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki
klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda).
Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk
pengeluaran darah (plebotomi) secara medis. oleh karena itu sangat baik
kegunaannya dan manfaatnya untuk penyembuhan penyakit bagi penderita sakit stroke, penyumbatan saraf dan
penyakit-penyakit yang ada hubungaannya dengan syaraf dan darah.
Lintah
dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat
kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya
melekat pada daun atau batang pohon (di luar air). Semua spesies lintah adalah karnivora.
Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata
seperti cacing, siput atau larva serangga.
Zat-zat
yang terkandung dalam air liur lintah yang dapat mengobati berbagai penyakit
tersebut antara lain :
1.
Hirudin : Merupakan
komponen zat koagulan (darah kental) melalui pengikatan
trombin (faktor dalam
trombin yang berupa
enzym). Darah kental biasa keluar dari lubang gigitan bersama darah cair.
2.
Anti
infeksi : Kandungan penicillin
yang tedapat pada air liur berfungsi sebagai anti infeksi.
3.
Calin : Berada di darah
kental yang memblokir faktor von wilebrand
dan berfungsi sebagai zat perantara (mediator)
dalam proses pembentukan struktur darah yang disebut
platelet.
4.
Destabilase : Aktifitas
monomerizing
membentuk fibrin (produk akhir
dari proses pengentalan darah).
5.
Hirustasin : Berada
di enzim kalikrein
dan enzim trypsin yang berfungsi sebagai pembentukan
protein menjadi peptone, untaian
peptine, peptidase, dst. Peptidase merupakan enzim di dalam
pencernaan dan usus.
6.
Bdellins : Zat yang mengurangi radang kulit yang mengakibatkan kemerahan,
bengkak dan gatal.
7.
Hyaluronidase
: Zat antibiotik sebagai anti infeksi.
8.
Anesthetic
Substance : Penghilang
rasa sakit setempat
(lokal).
9.
Triptase
Inhibitor : Berada di enzim proteolytic dari mast cells
dari suatu jaringan cyptoplasmic granule (mengandung
heparin, histamine
dan serotonin) yang dilepas saat mengalami pembengkakan dan alergi.
10.
Egllins : Zat anti pembengkakan.
11.
Faktor
xa-inhibitor : Zat aktif anti pembekuan darah (anti-koagulan).
12.
Complement
Inhibitors : Zat
pengganti zat lain, jika ada kekurangan.
13.
Carboxypeptydase
inhibitors : Meningkatkan aliran darah disekitar lokasi
gigitan.
14.
Histamin like subtance : Berfungsi sebagai fasodilator yaitu melebarkan pembuluh darah sehingga
aliran darah menjadi
lancar.
Dari manfaat zat-zat yang
terkandung dalam liur lintah tersebut yang disalurkan pada saat menggigit kulit
sehingga bercampur dengan darah inang kemudian terbawa keseluruh tubuh inang
dan mengakibatkan sirkulasi darah menjadi lancar, hal ini dapat bermanfaat
untuk kesehatan, manfaat-manfaat tersebut antara lain :
1.
Melancarkan/menghilangkan
sumbatan dan gumpalan darah yang lama terkoagulasi membentuk plak disaluran arteri.
2.
Mencairkan
pembekuan darah di kepala/otak, saraf halus, saraf sensorik, saraf motorik,
saraf telinga dan retina mata.
3.
Mamperbaiki
jaringan baru.
4.
Melancarkan
suplai oksigen dan nutrisi dalam darah. Akibat dari tidak lancarnya aliran
darah dan oxsigen maka rasa sakit yang sering dirasa yaitu kesemutan, kaku, kebas, panas, dingin sampai mati rasa.
5.
Menstabilkan
kadar hormon serotonin dan melancarkan peredaran darah dan oksigen pada
jaringan saraf halus dikepala
termasuk menormalkan
penyempitan atau pelebaran pembuluh darah di otak.
6.
Berdasarkan
Hasil Riset Medis awal 1990, bahwa terapi lintah dapat menyembuhkan tumor tanpa
kemoterapi dan pembedahan.
7.
Menyembuhkan
penyakit-penyakit
lain seperti tumor/kanker, diabetes
luka, jantung, flek
paru-paru, glukoma,
kelenjar getah bening, radang
sendi/anteroklolosis, telinga
berdenging, asam
urat, penyumbatan darah,
haid tidak lancar, muka
bejerawat, eksim,
borok, sinusitis, darah
tinggi, varises, kebotakan,
celebral palsi, hepatitis,
batuk berdahak dan sebagainya.
Sabtu, 27 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar