Sabtu, 27 Juni 2015

TERAPY TRADISIONAL LINTAH (HIRUDO MEDICINALIS) MENGOBATI ASAM URAT


TERAPY TRADISIONAL LINTAH (HIRUDO MEDICINALIS) MENGOBATI ASAM URAT telah digunakan sejak abad ke-18, namun sejak berkembangnya dunia medis kedokteran di abad 19, 021- 99 300 100, 0896 7197 9474, PIN BB 28E6142D

Jl. Malaka 4 no 32 rt 06/08 malakasari, prumnas klender- Jakarta timur


Terapi alternatif dengan Lintah (Hirudo Medicinalis) telah digunakan sejak abad ke-18, namun sejak berkembangnya dunia medis kedokteran di abad 19, perlahan terapi lintah mulai dilupakan orang.
Terapi ini kembali digunakan pada awal 1990 dimana dalam sebuah penelitian medis dengan terapi lintah berhasil membuktikan bahwa terapi ini dapat menyembuhkan Asam Urat tanpa kemoterapi dan pembedahan. Penelitian yang dilakukan di Eropa juga membuktikan bahwa terapi lintah yang dilakukan dengan pengobatan medis (obat-obatan) atau herbal dapat meningkatkan efektifitas obat. Hingga saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping sebagai akibat terapi hirudo medicinalis.

Terapi alternatif dengan Lintah (Hirudo Medicinalis) di zaman modern ini banyak dianjurkan oleh tim medis dalam hal perawatan tubuh, tidak terkecuali dalam bidang pengobatan.
Kini pengobatan modern mulai melirik terapi pengobatan dengan mempergunakan lintah. Meski binatang penghisap darah ini sering dibenci orang, akan tetapi air liurnya sangat bermanfaat karena banyak mengandung antikoagulan (anti pembekuan darah) juga zat-zat lain seperti penisilin, anti radang dan anestesi/bius.
Terapi sedot lintah dapat mengobati berbagai penyakit seperti penyakit diabetes mellitus kering / basah, pengapuran, kelenjar getah bening, stroke, tyroid, asam urat, kolesterol, rematik, alergi makanan, migrain, penyempitan pembuluh darah, sering pusing, syaraf terjepit, dll.

DEFINISI HIRUDO THERAPY
Hirudo Therapy merupakan suatu prinsip penyembuhan sederhana terletak di jantung dari semua mukjizat-Hirudo. Hirudin adalah peptida alami Hirudo medicinalis dari lintah untuk pengobatan. Lintah jenis ini adalah hewan karnivora yang memiliki panjang empat inci, sejenis cacing tersegmentasi yang bersifat hermaphroditic. Memiliki alat penghisap, lima pasang mata dan 32 berkas saraf (atau otak) di tengah. Ini merupakan sekresi bukal dari kelenjar ludah, terkenal karena kandungan zat antikoagulannya. Ini adalah dasar untuk kebiasaan pencernaan dari hematophaty karena itu membuat darah mengalir melalui lintah setelah proses mengeluarkan darah awal pada kulit inang. Selama proses makan, lintah mengeluarkan campuran lengkap zat farmakologis aktif dengan hirudin menjadi komponen utama dari air liur.
Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis. oleh karena itu sangat baik kegunaannya dan manfaatnya untuk penyembuhan penyakit  bagi penderita sakit stroke, penyumbatan saraf dan penyakit-penyakit yang ada hubungaannya dengan syaraf dan darah.

Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air). Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput atau larva serangga.
Zat-zat yang terkandung dalam air liur lintah yang dapat mengobati berbagai penyakit tersebut antara lain :
1.         Hirudin                                                    :  Merupakan komponen zat koagulan (darah kental) melalui pengikatan trombin (faktor dalam trombin yang berupa enzym). Darah kental biasa keluar dari lubang gigitan bersama darah cair.
2.         Anti infeksi                                            :  Kandungan penicillin yang tedapat pada air liur berfungsi sebagai anti infeksi.
3.         Calin                                                         :  Berada di darah kental yang memblokir faktor von wilebrand dan berfungsi sebagai zat perantara (mediator) dalam proses pembentukan struktur darah yang disebut platelet.
4.         Destabilase                                           :  Aktifitas monomerizing membentuk fibrin (produk akhir dari proses pengentalan darah).
5.         Hirustasin                                              :  Berada di enzim kalikrein dan enzim trypsin yang berfungsi sebagai pembentukan protein menjadi peptone, untaian peptine, peptidase, dst. Peptidase merupakan enzim di dalam pencernaan dan usus.
6.         Bdellins                                                   :  Zat yang mengurangi radang kulit yang mengakibatkan kemerahan, bengkak dan gatal.
7.         Hyaluronidase                                     :  Zat antibiotik sebagai anti infeksi.
8.         Anesthetic Substance                      :  Penghilang rasa sakit setempat (lokal).
9.         Triptase Inhibitor                                :  Berada di enzim proteolytic dari mast cells dari suatu jaringan cyptoplasmic granule (mengandung heparin, histamine dan serotonin) yang dilepas saat mengalami pembengkakan dan alergi.
10.     Egllins                                                      :  Zat anti pembengkakan.
11.     Faktor xa-inhibitor                             :  Zat aktif anti pembekuan darah (anti-koagulan).
12.     Complement Inhibitors                   :  Zat pengganti zat lain, jika ada kekurangan.
13.     Carboxypeptydase inhibitors        :  Meningkatkan aliran darah disekitar lokasi gigitan.
14.     Histamin like subtance                     :  Berfungsi sebagai fasodilator yaitu melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar.

Dari manfaat zat-zat yang terkandung dalam liur lintah tersebut yang disalurkan pada saat menggigit kulit sehingga bercampur dengan darah inang kemudian terbawa keseluruh tubuh inang dan mengakibatkan sirkulasi darah menjadi lancar, hal ini dapat bermanfaat untuk kesehatan, manfaat-manfaat tersebut antara lain :
1.         Melancarkan/menghilangkan sumbatan dan gumpalan darah yang lama terkoagulasi membentuk plak disaluran arteri.
2.         Mencairkan pembekuan darah di kepala/otak, saraf halus, saraf sensorik, saraf motorik, saraf telinga dan retina mata.
3.         Mamperbaiki jaringan baru.
4.         Melancarkan suplai oksigen dan nutrisi dalam darah. Akibat dari tidak lancarnya aliran darah dan oxsigen maka rasa sakit yang sering dirasa yaitu kesemutan, kaku, kebas, panas, dingin sampai mati rasa.
5.         Menstabilkan kadar hormon serotonin dan melancarkan peredaran darah dan oksigen pada jaringan saraf halus dikepala termasuk menormalkan penyempitan atau pelebaran pembuluh darah di otak.
6.         Berdasarkan Hasil Riset Medis awal 1990, bahwa terapi lintah dapat menyembuhkan tumor tanpa kemoterapi dan pembedahan.
7.         Menyembuhkan penyakit-penyakit lain seperti tumor/kanker, diabetes luka, jantung, flek paru-paru, glukoma, kelenjar getah bening, radang sendi/anteroklolosis, telinga berdenging, asam urat, penyumbatan darah, haid tidak lancar, muka bejerawat, eksim, borok, sinusitis, darah tinggi, varises, kebotakan, celebral palsi, hepatitis, batuk berdahak dan sebagainya.




Sabtu, 27 Juni 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar